February 25, 2025
FGD yang masih satu nafas dengan Festival Khasanah Lontar Bali itu, diikuti budayawan, sastrawan, seniman, serta aktivis lontar bertujuan untuk membahas langkah-langkah strategis dalam menjaga, mengembangkan, dan memanfaatkan lontar sebagai warisan budaya yang bernilai tinggi. Empat narasumber yang ahli dalam bidang masing-masing dihadirkan dalam FGD tersebut, Keempat narasumber itu, yakni, Sugi Lanus, Adi Wicaksono, Made Adnyana Ole, serta Jero Penyarikan Duuran Batur atau I Ketut Eriadi Ariana. Setiap narasumber memberikan pandangannya terkait tata kelola lontar agar tetap relevan dan bermanfaat bagi masyarakat modern. Sugi Lanus dalam diskusi itu, menegaskan pentingnya tata kelola khazanah lontar yang dilakukan secara berkesinambungan dari hulu ke hilir dengan membagi tata kelola lontar ke dalam empat aspek utama. Tata kelola pertama menyangkut fisik/artefak Artefak, yakni merawat lontar agar tetap terjaga keasliannya.Kedua, tata kelola arsip, yakni, mendokumentasikan dan mencatat isi lontar agar mudah diakses oleh masyarakat dan peneliti. Ketiga, tata kelola isi, yakni, mengkaji dan mengartikan isi lontar agar tetap relevan dalam kehidupan modern. Sedangkan tata kelola yang keempat, menyangkut kajian nilai, yakni memahami Memahami nilai-nilai dalam lontar dan mengaktualisasikannya dalam berbagai bentuk ekspresi budaya.